Kejadianini bermulai di awal pagi hari Kamis yang cerah, awalnya saya malas sekali untuk datang ke Bank sebut saja A, (kaya tokoh jahat saja yaaa hahaha), Karena ibu saya ketakutan uang yang selama 8 tahun saya tabung menghilang karena diotak-atik, akhirnya pergila saya bersama kakek saya kesana.
Dari kecil saya memang disuruh untuk belajar menabung oleh ibu saya, nah karena bank tersebut merupakan bank satu-satunya yang berada di Bojongg Gede, akhirnya saya pun terpaksa menitipkan uang disana, namanya usia belia yang belum memiliki KTP, alhasil ibu saya lah yang menandatangai buku tabungan saya dan adik saya itu.
Berbulan-bulan uang tersebut tidak pernah saya sentuh, tanpa sadar saya sudah beranjak dewasa, dan sudah memiliki KTP (HOREEEE),setelah saya kuliah, barulah ibu saya teringat akan uang yang ada di Bank A tersebut, namun, lagi-lagi karena saya kuliahnya jauh, akhirnya uang tersebut terbengkalai kembali (kasian tu uang, pasti kesepian ga dijenguk pemiliknya...)
Nah, setelah saya lulus dan sedang mencari pekerjaan, ibu saya teringat kembali akan uang tersebut, jadilah pada hari itu berpanas-panasan saya dan kakek saya terpaksa ikut mengambil nomer lotre...eh salah maksudnya no antrian bank itu, Oh ya, keadaan saya waktu itu kebetulan sedang tidak enak badan, alias sakit.
Saat itu saya datang sekitar pukul setengah 8 pagi, dan bank A ini belum buka, ketika saya ingin bertanya apakah uang saya yang 8 tahun tidak pernah dijenguk itu masih ada? belum sempat bertanya, si Satpam sudah memberikan saya tiket lotre... dengan no urut 114. BO! sungguh sangat kaget, bayangkan bank nya belum buka, namun antriannya sudah sampai 114, bagaimana siang nanti???
Entah bagaimana mungkin shok saya langsung ketahuan oleh si Satpam itu, kemudian dia dengan tersenyum manis (iii Amit-amit) dia bilang "Maaf Mba karena no nya masih lama, ntar datang lagi aja sekitar jam 10 siang". Krena shok saya hanya bisa tersenyum dan kembali ke parkiran di mana kakek saya menunggu, ketika saya menceritakan bahwa no saya 114, Kakek cma tersenyum dan bilang "mungkin sekarang ada pembagian jatah pensiun, jadi rame deh". Jadi, pulang deh aku...
Kebetulan karena ga enak badan, pagi itu sebelum ke bank aku mampir ke dokter dulu, dan diberikan obat, karena aku fikir jam 10 itu masih lama, jadi aku minum lah obatnya, bener saja tak lama kemudian sambil iseng-iseng browsing, aku ketiduran.... zzzzzzz
setelah beberapa lama, ternyata sudah mau jam 10,langsung saja ak meminta kakek untuk segera mengantarku ke bank A, sudah buru-buru, ternyata sampai disana antriannya baru jalan sampe dengan 60... ckckckck... Lelet bener.... dan yang lebih merana lagi, banyak para orang tua yang mengantri bahkan sampai keluar ruang tunggu bank tersebut (apa karena bank kecil yaaa?)
Aku kembali ke tempat kakek menunggu, yaitu di parkiran, karena kemungkinan menurut satpam akan ada waktu sekitar 1 setengah jam lagi, akhirnya ak disuruh menunggu di samping kakek, tepatnya di parkiran (diulang yaaa, PARKIRAN! panas... huufff)
Akhirnya aku duduk di samping seorang nenek, karena bingung akhirnya aku bertanya kepadanya, "nek, antrian berapa?". Dengan tenangnya sang nenek menjawab "no 145, ade no berapa?"... ya ampuun, nenek ini aja udah antrian 145 masih dengan santai menunggu diluar, papanasan, sedangkan aku yang no 1ntrian 114 sudah keberingat, mana yakin ga bakalan sampe dipanggil ini...
Ketika bertanya kembali "nek kenapa ga pulang dulu aja, saya aja yang no antriannya 114, masih satu jam lagi, apalagi nenek, panas kan?". Dia hanya tersenyum dan menjawab "habis nenek lagi butuh uang si... biasanya si ga gini, katanya si pelayannya cuma dua hari ini, padahal sekarang memang waktunya gajian PNS"
wo wo wo... memang yaaa padahal ini adalah bank salah satu milik pemerintah, memang si letaknya di desa, tapi masa untuk hari yang menurut para orang tua ini penting mereka tidak bersiap? masa hanya 2 orang yang mengurusi semua nabah yang sampai beratus-ratus orang itu, harus sampai kapan mereka menungggu?
Apalagi disaat memang banyak orang yang membutuhkan, terutama kalau cuma mau tanya "mba uang saya yang selama 8 tahun saya simpan disini, dan tidak diotak-atik masih ada ga?" masa cuma begitu aja harus ikutan mengantri? ckckckck...
Karena tidak sabar, dan keadaan di tubuhku mulai memburuk, akhirnya ak mendatangi si satpam dengan tertatih-tatih (lebay...), dan bertanya mengenai uang ku itu. Dia lantas meminta aku menunjukan buku tabungan yang sudah jadul tersebut, tak disangka, dia ikutan kaget juga, dia bilang "wah ini buku tabungan lama banget ya?". He... ak cuma bisa ikutan senyum aja deh, lalu dia ke dalam, tak beberapa lama kemudian dia keluar lagi dan cukup bilang "mba, uangnya masih ada, tapi kalau mau tutup tabungan harus sama ibu, soalnya yang ttd disini kan ibu".
Ha dan akhirnya ak pergi meninggalkan bank A dengan ekspresi yang ....
Kamis, 07 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar