Jumat, 30 November 2007

“Penyelewengan dalam Pencarian Jati Diri”

Drs. Mursidin Mpd

“Penyelewengan dalam Pencarian Jati Diri”

8 Desember adalah hari Jhon Lenon meninggal dunia karena dibunuh oleh salah seorang fansnya. Namun itu hanyalah salah satu contoh dari sikap manusia yang terlalu mengidolakan artis kesayangannya atau terlalu menyayangi seseorang sehingga orang lain tidak boleh memilikinya ataupun menyukainya.

Lalu bagaimanakah kasus seorang ibu yang membunuh anaknya dengan alasan daripada anak saya mati kelaparan lebih baik saya bunuh sekalian? Apakah ini semacam penyakit jiwa? Atau bagaimana dengan Harakiri yang pernah terjadi di Jepang yaitu perbuatan yang apabila dia bersalah atau merasa bersalah, seorang Samurai harus membelah perutnya sendiri, dengan kata lain bunuh diri?

Dengan banyaknya kasus di atas ,saya ingin mengajak pembaca melihat kasus ini dari sisi psikologi juga dari sisi agama. Apakah hal ini semacam penyakit bagi yang menderitanya? Bagaimana cara penyembuhannya? Dilihat dari agama, apa yang menyebabkan hal itu dapat terjadi? Dan bagaimanakah sebenarnya keadaan psikologis masyarakat kita saat ini?

Untuk menjawab masalah di atas Wartawan Majalah Watak, Mila Akmalia mewawancarai Drs. Mursidin Mpd, pakar ilmu pendidikan nilai di UIN, yang ditemui di kantornya di UIN. Saat ini ia menjabat sebagai Pembantu Dekan II. Ia mengambil S1 di UIN, S2 di UPI mengambil jurusan pendidikan nilai dan saat ini sedang meneruskan S3 nya di UPI. Berikut hasil wawancaranya

Apa sebenarnya yang menyebabkan dapat terjadi pemujaan terhdap idola yang berlebihan?

Sebagai manusia, apalagi yang disebut sebagai remaja, ada suatu saat dimana seseorang mencari jati diri. Sewaktu kita kecil pastinya dia akan mencontoh ibunya terlebih mdahulu tetapi apabila semakin besar ia akan mulai mengenal orang lain, bisa juga dari lingkungan dan pergaulan. Contoh John Lenon ini saya rasa juga merupakan contoh kasus yang disebabkan oleh proses pencarian diri itu sendiri.

Apakah itu semaacam penyakit jiwa?

Menurut saya hal itu bukanlah semacam penyakit jiwa tetapi lebih kepada penyelewengan jati diri. Jadi dia bukan hanya mau meniru saja tetapi juga bahkan ingin memiliki idolanya tersebut. Dan dalam kasus ini anda tahu sendiri bahwa sebenarnya John adalah seorang artis besar yang memiliki banyak idola. Mungkin menurut saya ada kecendrungan bahwa ia taku idolanya itu diambil oleh orang lain, dan daripada diambil lebih baik ia tidak dimiliki oleh siapapun juga

Bagaimana cara menghindarinya?

Namanya manusia pasti diberi sesuatu yang lebih oeh tuhannya yaitu akal dan metakognisi. Metakognisi adalah kemampuan daya nalar manusiawi yang dimiliki oleh manusia. Jadi apabila akalnya dan metakognisi itu masih baik maka tidak mungkin ia melakukan pembunuhan yang didasari oleh rasa cinta atau saying yang berlebihan. Dan memang bukankah semua yang berlebihan itu tidak baik?

Sejak kapan manusia mulai memiliki sikap seperti mendewakan idolanya?

Kalau ditanya sejak kapan mungkin sudah dari dahulu manusia memiliki kecendrungan seperti itu karena ya lihat saja di Jepang, yang tentunya pada masa dahulu disana ada semacam harakiri kan? Nah hara-kiri itu mungkin termasuk salah satu contohnya yang hapur sama dengan John Lenon itu.

Contoh kasus di Indonesia yang anda ketahui sama dengan kasus John lenon ini?

Ya, saya pernah membaca dalam salah satu surat kabar mengenai ada seorang kasus dimana seorang ibu tega membunuh anaknya sendiri disebabkan ia tidak mampu membiayai anaknya itu. Ya mungkin itu adalah salah satu kasusnya, karena ibu tersebut sangat mencintai anaknya sehingga ia tidak tega membiarkan anaknya kelaparan. Padahal mungkin ada cara lain, misalnya menitipkan anaknya ke orang yang memang ingin memiliki anak untuk dirawat

Menurut anda hal itu baik atau buruk bagi si penderita?

Tergantung. Mungkin bagi si ibu yang membunuh anaknya itu ia merasa hal itu pantas dilakukan, namun bagi orang lain yang melihatnya mungkin menganggapnya tidak wajar bila seorang ibu membunuh anaknya sendiri hanya karena ia tidak tega mambiarkan anaknya menderita.

Bagaimana cara menyembuhkan penyakit ini?

Ya, bila memang sudah parah seperti kasus ibu yang membunuh anak dan artis John Lenon yang dibunuh oleh fansnya pastinya itu memang harus disemuhkan. Dia bisa melakukan Psikotherapy. Penyakit ini juga mirip dengan penyakit Skizofrenia, si penderita mulai merasakan suara-suara yang meyuruhnya melakukan sesuatu, tetapi kebanyakan suara-suara itu menyuruhnya untuk bunuh diri bukan untuk membunuh.

Ada factor lain yang juga mempengaruhi kondisi ini?

Ya ada dua, pertama pencarian identitas tadi lalu yang kedua adalah dari teman dan lingkungan. Bila ia berteman dengan orang yang benar tidak mungkin hal seperti itu dapat terjadi.

Apakah ada juga dari keluarga?

Ya tentu saja, bila ia masih kecil tentunya keluarga sangat berpengaruh, tetapi kalau ia sudah dewasa atau memang dalam proses pencarian diri ia akan lebih dapat terpengaruh dari lingkungan dan teman-temannya.

Bagaimana dengan saat ini, semakin banyak atau semakin sedikit dari masyarakat yang memiliki sikap seperti itu?

Kalau saya perhatikan sepertinya gejala-gejalanya sudah semakin banyak, AA gym juga dapat menjadi contoh. Sewaktu ia menikah lagi masyarakat menolaknya dan mulai menjauhi, AA gym langsung dinilai buruk, padahal dalam hokum Islam hal itu diizinkan, namun tetap harus adil, Nabi Muhammad juga selalu adil terhadap istri-istrinya kan? Nah disini, apakah AA bisa melakukannya?


Tidak ada komentar: