
Pawai Obor
Hari semakin larut ketika kami sampai di alun-alun Purwakarta. Hari itu Alun-alun sungguh penuh sesak dengan banyaknya pedagang yang berkeliaran. Dari mulai pedagang makanan, sampai dengan pedagang mainan anak-anak. Usut punya usut, ternyata keramaian yang terjadi di Alun-alun Purwakarta bukan kebetulan. Hari itu adalah hari ulang tahun kota Purwakarta.
Saat sedang asyik menunggu, tiba-tiba terdengarlah dari kejauhan suara riuh diiringi dengan musik sunda, ternyata ada arak-arakan pawai obor dari setiap kecamatan yang ada di Purwakarta, termasuk kecamatan tempat kami tinggal yaitu Kecamatan Kiara Pedes. Kami pun langsung mengikuti arak-arakan yang ramai.
Ternyata, yang ikut dalam arak-arakan, tidak hanya Kecamatan Kiara Pedes saja, tetapi juga ada dari Kecamatan Plered, Kecamatan Pesawahan, dan lain-lain. Masing-masing dari kecamatan tersebut membawa barang atau keseniah khas dari masing-masing daerah, hal ini termasuk kedalam program pemerintah Purwakarta, yang ingin menonjolkan karateristik Purwakarta. Nah, dalam hal ini Kecamatan Kiara Pedes menampilkan berbagai macam hasil kerajinan tangan, seperti sapu ijuk. Ia tidak hanya menampilkan berbagai macam hasil kerajinan tangan saja, tetapi juga menampilkan kesenian pencak silat yang berasal dari Desa Sumber Sari
Keunikan lain dalam acara pawai obor ini adalah, terdapat peserta pria arak-arakan yang menggunakan kostum wanita, saya jadi bingung apakah ini salah satu dari karateristik kecamatan X (samaran) hehehe….
Setelah para penonton dihibur dengan berbagai atraksi dan arak-arakan pawai obor dari berbagai desa, penonton langsung disuguhi oleh pertunjukan wayang kulit yang di dalangi oleh Asep Sunarya. Pertunjukan pun berjalan dengan suskses. (MA)
Acara ini berlangsung secara bersamaan dengana adanya pawai obor di Alun-alun Purwakarta. Berbeda dengan acara pawai obor, acara rajaban ini hanya dihadiri oleh masyarakat Desa Sumber Sari, dan sebagian dari mahasiswa UNPAD yang sedang KKN.
Rajaban ini diadakan oleh Majelis ta’lim dan dihadiri pula oleh tiga ustad yang berasal dari daerah yang berlainan. Ada yang berasal dari Bandung, Purwakarta, dan Desa Sumber Sari sendiri. (MA)
Nah, yang ini sebenarnya adalah kegiatan gerak jalan yang diadakan oleh Kabupaten Purwakarta, dalam rangka masih untuk memeriahkan ulang tahun Kota Purwakarta. Sekitar pukul 4 sore, warga Desa Sumber Sari sudah sangat ramai memenuhi lapangan Balai Desa Sumber Sari. Rencananya mereka akan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Bupati Purwakarta dengan cara berjalan dari Garokgek Sampai dengan alun-alun Wanayasa.
Sebenarnya, tujuan akhir dari alur gerak jalan ini adalah sampai dengan alun-alun kota Purwakarta, namun karena dari masing-masing kecamatannya sangat jauh, sehingga masing-masing desa berjalan secara estafet. Misalnya Desa Sumber Sari akan berjalan dari Garokgek dan berhenti di alun-alun Wanayasa untuk ngaliwet bersama, gerak jalan seterusnya akan diteruskan oleh kecamatan lainnya sampai dengan kecamatan yang paling dekat dengan alun-alun Purwakata. (MA)
Tanggal 19 Juli lalu, teman-teman KKN kita dari UNPAD mengadakan program pertamanya, yaitu program Penataan Buku Di SDN Sumber Sari. Menurut Sandra Kumala Dewi selaku PJ divisi Pendidikan KKNM UNPAD mengatakan, acara ini sebenarnya untuk membantu membersihkan perpustakaan dan sekaligus menata perpustakaan agar bisa dipakai kembali.
Sandra mengatakan, ia memilih program ini, karena pada observasinya yang pertama, terlihat bahwa perpustakaan desa ini kurang terawat. Hal ini dapat terlihat dari masih banyaknya kursi dan buku yang tidak terpakai di taruh di sana, sehingga lebih mirip dengan gudang, dibandingkan dengan perpustakaan.
Hal ini sangat berlawanan dengan masih banyaknya minat baca siswa SDN Sumber Sari yang menurut mereka hobi membaca. “karena hobi membaca, jadi kita perbaiki perpustakaannya” ujar Sandra.
Koleksi yang ada di dalam perpustakaan ini sebenarnya cukup banyak. Namun dari sekian banyak koleksinya, jarang yang berisi tentang buku pelajaran. Buku pelajarannya sendiri mereka simpan di lemari di setiap kelas. Menurut Neng Rohmah, Kepala Sekolah SDN Sumber Sari “buku pelajaran di letakan di lemari setiap kelas, supaya buku tidak cepat rusak, dan murid lebih mudah mengembalikan buku bila sudah dipinjam.”
Koleksi buku yang ada di perpustakaan ini kebanyakan adalah buku tentang cerita rakyat, terutama buku yang banyak mengandung gambar. Pa Ono, salah satu guru SDN Sumber Sari mengatakan bahwa murid-murid di sini lebih menyukai buku yang bergambar dibandingkan dengan buku yang hanya ada tulisannya saja.
Ridwan, salah satu dari murid kelas enam SDN Sumber Sari mengaku hobi membaca buku tentang cerita rakyat. “buku yang ada di perustakaan, kebanyakan berisi tentang cerita atau dongeng tentang rakyat, sedangkan buku pelajaran biasanya dipinjamkan dari sekolah bila kita dikasih pekerjaan rumah. (MA)
Senyum Sehat Sinari Dunia
SDN Sumber Sari kemari ramai oleh sorak-sorai para siswanya. Hari itu tim KKNM UNPAD dating kembali mengunjungi SDN Sumber Sari untuk mengadakan acara penyuluhan gigi, tes plak, dan sikat gigi masal yang akan diikuti oleh anan-anak kelas satu sampai dengan kelas tiga, (24/7)
Sebelumnya tim KKNM UNPAD pernah dating ke perpustakaan SDN Sumber Sari untuk acara program pertama yaitu banyak baca, banyak tau. Menurut Adinda Dirhantari selaku PJ divisi kesehatan KKNM UNPAD mengatakan “acara ini kami beritahu Senyum Sehat Sinari Dunia, karena di desa ini jarang sekali diadakan pemeriksaan gigi, kalaupun ada pemeriksaan tersebut tidak teratur”
Acara ini dimulai tepat pukul sembilan pagi sampai dengan jam sebelas siang. Dengan persiapan yang sudah matang, tim KKNM langsung mengambil posisinya masing-masing. Pertama kali diadakan tes plak kepada lima anak, setelah itu diadakan games-games.
Murid-murid yang ada di SDN Sumber Sari terlihat sangat antusias dengan kedatangan mahasiswa KKNM UNPAD, hal ini dapat terlihat, sebelum acara dimulai mereka langsung berlarian kearah para mahasiswa sambil berbebutan untuk menyampaikan salam. Setelah acara tes plak selesai, anak-anak langsung diajak ke lapangan untuk melakukan sikat gigi bersama (SGM).
Sesampainya di lapangan anak-anak langsung diajak untuk berdiri secara melingkarm ditengah-tengahnya di taruh dua buah ember plas (MA)
Penyuluhan Pertanian / MOL dan Pestisida Nabati)
Desa Sumber Sari merupakan salah satu dari sepuluh desa di kecamatan Kiara Pedes. Di desa ini sebagian besar mata pencahariannya adalah petani. Kebanyakan petani desa Sumber sari menanam hasil pertanian atau perkebunannya adalah perkebunan teh rakyat, sawah (padi dan palawija), cengkeh, pisang, dan manggis. Banyak penyuluhan pun yang sudah diadakan. Namun sayang sampai pada akhirnya penyuluhan tersebut seperti tak membekas pada para petani karena mereka tak menerapkan apa yang diberikan di penyuluhan. Padahal penyuluhan tersebut sangat berguna untuk mengatasi masalah-masalah pertanian yang dihadapi petani sumber sari seperti hama, harga pupuk yang mahal, pengelolaan hasil pertanian, dan lain-lain.
Pada tanggal 28 Juli lalu, tim KKNM UNPAD mengadakan Diskusi mengenai Pembuatan Pestisida Nabati program ini sekaligus mendukung program Pemerintah Kabupaten Purwakarta yaitu “Pertanian Organik 2009”.
Dalam acara ini pesertanya terlihat sangat antusias, hal ini dapat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh mereka kepada pembicara. Pembicara yang ada dalam acara ini adalah dari Departemen Pertanian Purwakarta, yaitu .Hj Ae, Supanto, Djatja....................
Dari segi ekonomi, dari satu h 675 menggunakan sistem pertanian anorganik, dengan sistem pertanian organik jumlah biaya bisa mencapai seperempatnya yaitu 290, aman karena berasal dari alam. Hasil pestisida nabati juga boleh diminum karena berasal dari tanaman, sedangkan untuk pertanian yang bahannya sintetik hasilnya akan mengakibatkan buruk pada manusia. Contohnya adalah dari lahan, bahan yang digunakan baru bisa hilang setelah 3 tahun, dan residunya juga akan semakin banyak karena menumpuk.
Hasil pestisida nabati akan hilang dalam waktu 4 hari karena berasal dari alam. Organik agak susah dicari karena belum banyak yang mengkonsumsi. Kemungkinan MOL jadi selama 2 minggu. Bakteri berada di bonggol pisang.
Menurut Dani Hermawan selaku ketua acara diskusi pertanian, Mol (Mikro Organisme Lokal) adalah sebuah inovas tradisional dan alami yang dikembangkan petani dalam memenuhi kebutuhan nutrisi untuk tanaman.
Menurut Arief Rahman, salah satu pembiacara KKNM UNPAD cara membuat MOL adalah:
Bahan:
- Air beras kurang lebih 5 liter
- Bonggol pisang 3 ons (sebagai penguat akar)
- Nanas 1 kg (sumber unsure N)
- Gula merah ¼ kg (sebagai nutrisi mokroorganisme)
- Ember dan plasti, karet atau tali
Cara pembuatannya:
- Masukan air beras ke dalam ember
- Masukan semua bahan yang telah disiapkan
- Bahan-bahan yang sudah dimasukan lalu diaduk, kemudian di tutup dengan plastic dan diikat dengan karet atau tali agar rapat.
- Diamkan selama dua minggu, sebelum dua minggu jangan dibuka
- Setelah dua minggu, hasil pencampuran tadi, disaring dan dimasukan ke dalam botol serta siap untuk digunakan.
Menurut Arief juga MOL yang digunakan untuk pestisida nabati dapat dilakukan dengan menambahkan daun kulikiria, mindi, atau daun suren kurang lebih dua ons. “Dalam penggunaannya dapat langsung disemprotkan pada tanaman. Untuk tangki ukuran 14 liter atau 18 liter dapat dicampurkan MOL sebanyak 1200 ml (dua botol kemasan air mineral 600 ml)
Sedangkan cara pembuatan pestisida nabati bisa dalam bentuk segar maupun kering. Apabila dalam bentuk bubuk: (1) dari bahan segar: daun, biji, bunga, batang, kulit batang, umbi, rimpang (akar segar ditumbuk/digiling sampai dengan menjadi krill), krill pestisida nabati siap untuk digunakan, bila ada sisa bisa dikeringkan kemudia digunakan untuk aplikasi berikutnya.
(2) Dari bahan kering: daun, biji, bunga, batang, kulit batang, umbi, rimpang atau akar dikering anginkan terlebih dahulu sampai kering. Setelah itu baru di giling/ditumbuk sampai menjadi tepung/bubuk. Setelah itu tepung pestisida nabati siap untuk digunakan atau disimpan untuk persediaan.
Rajaban di SDN Sumber Sari
Suasana di SDN Sumber Sari kembali meriah. Hal ini dapat terlihat dari ramainya isi kelas empat, lima, dan enam. Hari itu kelas empat, lima, dan enam digabungkan menjadi satu karena ada rajaban yang diadakan oleh pihak sekolah SDN Sumber Sari. Acara ini dibuka dengan penghadiahan berupa doa-doa oleh bapak aang, pada saat pembacaan doa, anak-anak serentak ikut membacakan penghadiahan tersebut sehingga ruangan semakin ramai saja.
Acara selanjutnya adalah pembacaan sholawat oleh Ida, salah satu murid kelas enam dan ada pembacaan al-quran oleh Siti Asiah dan Givari dari kelas lima. Dalam kesempatan itu ibu kepala sekolah mengingatkan kembali kepada murid-muridnya untuk tidak lupa menunaikan sholat wajib, yaitu sholat lima waktu. Dalam acara isro miraj ini, bapak Aang juga memberikan ceramahnya mengenai isro miraj, sayangnya pada acara ceramah murid-murid terlihat kurang antusias, hal ini dapat terlihat dari banyaknya murid yang mengobrol sendirian atau bahkan bercanda.
Setelah acara ceramah selesai, dilanjutkan dengan kuis seputar apa yang diterangkan pada acara Isro Miraj tersebut. Setelah itu barulah anak-anak dihibur oleh tim KKNM UNPAD dengan lagu-lagu agama. Yang paling unik, anak-anak malah meminta tim KKNM UNPAD untuk menyanyikan lagu ST 12 yaitu Puspa dan berbagai macam lagu dewasa. Sayangnya, ada beberapa guru yang tidak bisa hadir di acara ini dikarenakan ada kegiatan lain, namun acara isro miraj bisa dikatakan berlangsung dengan lancer dan sukses. (MA)
Pendidikan Anak Usia Dini
“watermelon….watermelon
Papaya……papaya
Banana………banana
Orange jus…………..orange jus”
Nyanyian tersebut akhir-akhir ini sering teredengar setiap jam empat sore di Posyandu. Anak-anak menyanyi dengan riangnya, tak lupa selalu menjawab pertanyaan dari ibu guru. Ada apa sih? Jadi penasaran, mari kita lihat…
Ternyata keramaian di Posyandu ini adalah salah satu program pemerintah yaitu PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Program ini merupakan program yang bersal dari pemerintah Purwakarta untuk mengembangkan pengetahuan anak-anak usia dini atau dibawah umur lima tahun.
Ramainya PAUD tidak hanya berasal dari suara anak-anak yang menyanyi saja, tetapi juga berasal dari gelak tawa ibu-ibu yang menonton kelucuan anak-anaknya tatkala mereka bermain. Pendidikan anak usia dini atau biasa dipanggil PAUD sudah mulai dilaksanakan tiga minggu yang lalu yang diajarkan oleh tiga orang pengajar, terkadang ada beberapa mahasiswa/I yang mgang dan ikut mengajar disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar