Wartawan Masa Kini
Apabila kita perhatikan wartawan saat ini terutama wartawan yang ada di tayangan acara selebritis. sudah banyak sekali yang melanggar kode etik. Contoh realnya adalah wartawan tersebut seringkali mengganggu privasi artis, dan tidak jarang pula mengambil kesimpulan sendiri, misalnya saat artis tersebut sedang dekat dengan seorang pria sehinga timbulah gossip yang belum tentu benar.
Untuk meminta penjelasan dari artis tersebut pun terkadang sampai dikejar-kejar, tidak jarang juga artis tersebut sampai marah. Contohnya saja kasus Parto (ngelaba) yang saking kesalnya dikejar-kejar oleh pers hingga meledakan pistolnya ke atas hanya untuk menakuti wartawan
Dari kasus tersebut seharusnya wartawan dapat lebih mengerti apa yang boleh dan yang tidak. Karena memang seorang wartawan mempunyai kebebasan, tetapi kebebasan tersebut sebaiknya juga diimbangi dengan beritanya, jangan sampai berita tersebut salah dan bahkan menimbulkan banyak kesalah pahaman.
Seperti yang tertera di kode erik jurnalistik yang terbaru pada pasal 1 tertera “wartawan
Bukan hanya dari berita-berita yang disiarkan di tv-tv saja, banyak juga wartawan yang terkadang lupa untuk mensensor berita, seperti misalnya foto-foto pembunuhan, pada media tertentu ada yang sama sekali tidak di sensor sehingga munculah gambar-gambar yang sadis, seperti kepala remuk, mayat bekas penganiyayaan dan sebagainya.
Padahal dalam kode etik juga disebutkan, terutama pada pasal 4 yaitu “wartawan
Tidak jarang juga wartawan ada yang sengaja disuap oleh artis untuk memberitakan hal yang tidak benar atau membuat gossip agar artis yang tadinya sudah tidak ngetop menjadi ngetop lagi karena gossip tersebut.
Dalam Koran lampu merah, terutama banyak sekali terlihat penyimpangan-penyimpangan yang berkaitan dengan kode etik jurnalistik. Seperti yang sudah saya jelaskan, penyimpangan itu bukan hanya terlihat dari gambarnya yang menyeramkan atau sadis tetapi juga terlihat dari judulnya, cerita-ceritanya dan masih banyak lagi. Menurut saya koran semacam itu seharusnya dijual dengan harga yang mahal, karena isinya pun tidak pantas untuk dibaca sembarang orang.
Seperti halnya majalah playboy yang banyak menimbulkan konflik pada saat ini. Majalah tersebut dinilai tidak bagus bagi bangsa kita karena isinya vulgar, meskipun begitu menurut saya majalah tersebut masih lebih baik bila dibandingkan dengan koran seperti halnya Lampu Merah.
Harganya yang murah dan banyak dijual di emperan membuat orang mudah untuk membelinya, padahal jika dilihat dari isinya lebih parah dibandingkan majalah playboy. Bukan hanya pornografi yang ditampilkan oleh Koran tersebut tetapi juga dapat dilihat dari sadisnya gambar dan judul yang ada.
Dan kebanyakan masyarakat yang membeli Koran tersebut adalah dari masyarakat dari golongan bawah. Menurut saya adanya Koran yang seperti itu, bukannya membuat masyarakat takut untuk melakukannya, malah bisa menjadi penasaran ingin melakukan.
Misalnya saja ada orang yang sangat membutuhkan uang dan sedang berpikir untuk mendapatkan uang tersebut, pada suatu saat orang tersebut membaca koran itu, bukannya takut, ia malah mendapatkan ide sehingga ia mencopet atau menjambret, bahkan sampai membunuh.
Berita-berita yang ada di televise pun yang menyangkut kekerasan sebaiknya jangan ditampilkan pada siang hari atau ketika anak-anak ada dirumah karena bagi anak kecil yang belum dapat mengerti, mereka akan salah menafsirkannya dan malah akan timbul keinginan untuk mencoba.
Kasus yang terjadi di Trans Tv mengenai baso tikus misalnya adalah salah satu pelanggaran kode etik jurnalistik yaitu Trans tv tidak menyebutkan dengan jelas dimana tempat penjualan baso tikus tersebut sehingga menimbulkan banyak protes dari tukang baso yang berjualan di sepanjang jalan tenpat trans tv meliput.
Sebenarnya layak atau tidak layak sebuah berita ditampilkan tergantung dari penonton atau pembacanya sendiri. Tetapi seharusnya juga wartawan dapat memilih mana yang baik dan tidak bagi pembaca atau pemirsa. Apa yang diberitakan dapat mempengaruhi banyak orang, sehingga berita tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan jangan sampai malah menimbulkan kesalahpahaman.
Bagi wartawan infotimen khususnya, seharusnya lebih dapat menyadari pentingnya privasi, karena kalau saya lihat di banyak televise swasta acara-acara tentang selebritis banyak yang sudah sangat mengganggu.
Contohnya saja ketika Mayasari sedang hamil, wartawan langsung seperti mengintrogasi Mayasari seputar kehamilannya, memaksa agar Mayasari memberi tahu siapa ayah bayi tersebut, bahkan sampai tinggal di depan rumaj Mayasari. Menurut saya hal itu sama sekali bertentangan dengan kode etik jurnalistik yang pernah saya baca karena hal itu terdapat dalam pasal 9 dalam kode etik yang berbunyi “wartaean Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya kecuali untuk kepentingan public”.
Dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar